Skip to main content

Posts

Fifth semester

Hi! I's been a long day on fifth semester. So much happen, too. Even every semester has its own thing. But, in this semester. I f*cked up. I screw everything. But my grade was still good. Thank god. But the longer I do this, my regretion is bigger too. Why you don't... Why... Why... Since first day of my free day I planned blogging again or do some productive stuff. But that just happen in my mind. I just do consumption a lot. Foods, beverages, news, games, job. Yes, I have to help my mom and dad. My english wasnt improve, i just like 9 years. I had fever. I dont know wheter I keep blogging or not. Because it doesnt make any profit anymore. Not psychology nor financial. Few month ago, I signed up Adsense. And i add my blog. But, it didnt work. I'm upset and give up. Moreover, I dont have any ideas to write. So... ya. Bye. Ja mata ne. Khamsia. Danke.
Recent posts

Ospek di Universitas Punya Sultan

Masa orientasi kampus atau pada zaman pas gue masuk itu (tahun 2017) namanya KPK, bukan Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi Kegiatan Pengenalan Kampus. #jokesrecehgaklucu Pas zaman gue dulu, KPKnya dibagi menjadi dua. Ada Pra-KPK dan KPK itu sendiri. Pra itu artinya sebelum. Jadi pas Pra-KPK itu, gue muter2in UKM yang ada di tingkat universitas. Kaya olahraga, seni, bla bla bla, banyak dah gue lupa. Ketika berkunjung, UKM tersebut kaya menampilkan hiburan dari UKM itu sendiri. Setelah ngiterin banyak UKM, abis itu pulang. Dan hal tersebut dilakukan selama dua hari Pra-KPK. Sebelumnya, elu bakalan ada yang namanya technical meeting (Juknis/petunjuk teknis). Itu tergantung dari panitianya, ada yang tekmit sekali, ada yang dua kali. Di tekmit elu bakalan dikasih tau barang2 yang kudu disiapin itu apa aja dan jumlahnya berapa oleh mentor. Tekmit pertama itu elu bakalan dibagi perkelompok. Dan setiap kelompok itu ada mentornya. Mentornya itu yang bakal jadi 'sumber' ka

Strange Neighbour

"Sial, memang sulit kalau miskin!" Setiap tahun, bahkan setiap bulan aku harus pindah-pindah tempat tinggal. Selain karena si empunya tempat tinggal menaikkan harga seenaknya, aku juga sulit beristirahat karena orang yang tinggal di sekitar tempat tinggalku yang berisik. Mulai dari suara bayi, suara musik dengan volume yang besar, dsb. "Semoga tempat ini nyaman," pekikku dalam hati saat membawa kardus yang berisi barang-barang ke dalam kontrakan ini. Sebuah rumah sederhana, sangat sederhana. Memang ukurannya tidak seberapa tapi ketika diperhatikan lagi, rumah ini ternyata luas juga. Tetapi luasnya itu memanjang ke belakang, jadi seperti persegi panjang vertikal (tegak lurus). Kontrakan yang aku tempati ini sebenarnya sebuah rumah yang dibagi menjadi dua. Aku masih bisa melihat dengan jelas bekas cor-an semennya. Ya karena warna bekas cor-an itu berbeda dengan warna cat yang ada di dinding yang lain. "Huft, akhirnya selesai juga." Uca

Esensi dari Sistem Zonasi

Balik lagi bersama gue. Setelah sekian lama vakum karena kesibukan kuliah, akhirnya gue bisa 'ngidupin' blog ini lagi, yeay. Sebenernya ini kaya semacam terapi aja sih karena liburan semester gue gabut (lagi). Biar kesannya agak produktif aja sih. Oke, without further ado ,  let's get started ! Oh iya, kali ini topiknya tentang pendidikan. Zonasi menjadi perbincangan hangat di sekitar kita selain meme tentang sidang sengketa hasil pilpres di MK dan juga tentang Diwan beli ikan cupang yang mengundang gelak tawa. Hal ini semakin dirasakan oleh siswa serta orang tua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya ke SD, SMP dan SMA (favorit). Eh kalo SD diseleksinya itu berdasarkan umur dulu, abis itu baru jarak dari tempat tinggal ke sekolah (zonasi). Jadi kalo misalkan ada anak yang berumur 9 tahun dan jarak dari rumah ke sekolahnya adalah 1 km sedangkan ada anak berumur 6 tahun sedangkan jarak dari rumah ke sekolahnya adalah 500 m. Maka kemungkinan yang diprioritaska

Seberapa miskin kita dan bagaimana cara mengatasinya?

          Banyak sekali masalah yang terjadi di sekitar lingkungan saya. Tetapi ada satu masalah yang ada di hampir semua lingkup masyarakat, baik kota maupun desa. Fenomena ini disebut sebagai masalah sosial. Menurut Oxfordbibliographies, istilah "masalah sosial" biasanya merujuk pada kondisi sosial yang mengganggu atau merusak masyarakat — kejahatan, rasisme, dan sejenisnya. Sedangkan menurut University of Minessota, masalah sosial adalah segala kondisi atau perilaku yang memiliki konsekuensi negatif bagi sejumlah besar orang dan secara umum diakui sebagai kondisi atau perilaku yang perlu ditangani. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa masalah sosial adalah masalah yang melibatkan seluruh atau sebagian kelompok dalam masyarakat dan mengakibatkan konsekuensi negatif serta pemecahan masalah tersebut harus melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat itu sendiri.           Satu masalah yang banyak terjadi di Indonesia, yaitu kemiskinan. Ya, miskin adalah sebuah frasa yang me