Banyak sekali masalah yang terjadi di
sekitar lingkungan saya. Tetapi ada satu masalah yang ada di hampir semua
lingkup masyarakat, baik kota maupun desa. Fenomena ini disebut sebagai masalah
sosial. Menurut Oxfordbibliographies, istilah "masalah sosial"
biasanya merujuk pada kondisi sosial yang mengganggu atau merusak masyarakat —
kejahatan, rasisme, dan sejenisnya. Sedangkan menurut University of Minessota,
masalah sosial adalah segala kondisi atau perilaku yang memiliki konsekuensi
negatif bagi sejumlah besar orang dan secara umum diakui sebagai kondisi atau
perilaku yang perlu ditangani. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa masalah
sosial adalah masalah yang melibatkan seluruh atau sebagian kelompok dalam
masyarakat dan mengakibatkan konsekuensi negatif serta pemecahan masalah
tersebut harus melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat itu sendiri.
Satu masalah yang banyak terjadi di
Indonesia, yaitu kemiskinan. Ya, miskin adalah sebuah frasa yang menggambarkan
ketidakmampuan seseorang dari memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan pokok.
Di Indonesia kemiskinan banyak terjadi disekitar kita. Hal tersebut terefleksi
dari banyaknya pengamen, pengemis dan sebagainya. Tapi apakah hal itu yang
disebut sebagai kemiskinan?
Menurut KBBI, kemiskinan adalah hal
miskin atau keadaan miskin. Mengutip dari Unesco, kemiskinan dibagi menjadi
dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Jadi kemiskinan absolut
itu adalah kemiskinan yang diukur dengan jumlah uang yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dan yang
kedua yaitu kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang
diukur dengan daerah tempat tinggal orang/keluarga tersebut. Misalnya
seseorang/keluarga tinggal di lingkungan yang pendapatannya Rp5.000.000
sedangkan ia memiliki pendapatan hanya Rp2.000.000 atau bisa dikatakan paling
rendah diantara yang lain. Kondisi demikian diartikan sebagai kemiskina
relatif. Maksudnya kemiskinan diukur berdasarkan (pendapatan rumah tangga) di
daerah tertentu.
Berdasarkan data yang saya dapatkan
dari laman web world bank. Pada tahun 2017, terdapat sekitar 28 juta orang dari
264 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Artinya 10,6% dari warga negara
republik Indonesia itu miskin. Dari diagram diatas juga dapat kita simpulkan
bahwa tahun 2017 merupakan tahun dengan jumlah terendah dari tahun sebelumnya. Sebagian
besar pekerjaan pengukur kemiskinan kami berpusat di sekitar peningkatan survei
rumah tangga dan metodologi survei untuk menghasilkan statistik yang lebih
dapat diandalkan. Data yang disajikan dikumpulkan dengan metode survei rumah
tangga - yang digunakan untuk mengukur kemiskinan - yang dilakukan setiap tiga,
lima atau bahkan 10 tahun, tergantung pada sumber daya dan kapasitas negara. Hasil
kemiskinan global, regional, dan nasional secara resmi juga didasarkan pada
data yang dikumpulkan oleh Bank melalui portal online seperti PovcalNet dan
portal data Kemiskinan & Ekuitas.
Berdasarkan
laporan eksekutif perkembangan tingkat kemiskinan provinsi Banten September
2017, Kota Serang mengalami kemiskinan sebesar 5,57%. Hal ini juga menandai
tingkat kemiskinan di desa lebih besar daripada di kota.
Cara
mengatasi kemiskinan
1. Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
Indonesia
memang memiliki sumber daya alam dan budaya yang sangat berlimpah, tetapi jika
tidak ada yang bisa mengolah dan menjaganya maka sama saja bohong. Justru
kekayaan kita akan dikelola oleh tenaga asing dan kita hanya bisa menggerutu
karenanya. Oleh karena itu kita juga harus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan menempuh pendidikan. Semangkin tinggi jenjang pendidikan, maka
peluang mendapat pekerjaan yang layak juga bertmbah.
2. Mencari
pekerjaan yang layak atau menjadi wirausaha
Carilah
pekerjaan yang layak, maka dengan begitu kita akan mendapatkan gaji yang layak
pula. Jika kita tidak mendapatkan pekerjaan, cobalah dengan membuka usaha
sendiri. Kalau bisa usaha kreatif dan padat karya, sehingga bisa mengurangi pengangguran.
3. Kuasai
kemahiran praktis
Maksudnya
kemahiran praktis adalah kemahiran yang bisa langsung digunakan di dunia kerja.
Seperi komputer, bahasa asing, dll.
4. Investasi
Daripada
menabung, cobalah menginvestasikan uang anda. Jika kita menabung, maka lama
kelamaan nilai uang yang ada akan semakin turun. Berbeda jika kita
menginvestasikan uang, maka uang kita akan bertambah seiring dengan nilai uang
yang semakin berkurang karena inflasi dan sebagainya. Anda bisa
menginvestasikan uang untuk membuka usaha sendiri (wirausaha) atau
menginsvestasikan uang ke perusahaan bonafide.
Comments
Post a Comment